Katanya Dewasa, Tapi Tiap Masalah Dikit Langsung Story “Capek” Pake Filter Monokrom

31 Mei 2025

Assalamualaikum, Bro.

Katanya udah dewasa.
Katanya udah ngerti hidup.
Tapi giliran ada masalah dikit, langsung story:
"capek :("
dengan background lagu mellow, filter monokrom, dan caption pasrah merintih.

Itu bukan kedewasaan.
Itu craving for perhatian — yang dibungkus seolah-olah "lagi refleksi".


Dewasa Itu Gak Harus Nyinyir Diam-Diam Lewat Story

Kalau lo capek, istirahat.
Kalau lo sakit hati, ngobrol.
Bukan pasang kode-kode ambigu biar ditanyain. Tai lo

Yang nanya pun jadi males karena:

  • Nanya dikit, lo jawab: “gak papa kok”

  • Dikit-dikit: “cape aja, gituu”

  • Tapi tetep lanjut posting 3 slide IG story soal "betrayal" dan "fake people"


Dewasa Itu Bukan Tentang Tenang — Tapi Tahan Buat Gak Drama

Lo boleh capek.
Lo boleh down.
Tapi jangan salah arti ekspresi diri sama eksploitasi empati.

"Kalau setiap konflik lo bales pake kode di story, berarti lo belum siap ngobrol, cuma pengen dimanja."


Ini Bukan Tentang Gak Boleh Curhat, Tapi...

  • Curhat itu komunikasi, bukan siaran umum biar dapet simpati random.

  • Curhat itu tentang cari solusi, bukan cari like dan “semangat yaaa”-an kosong.

  • Curhat itu ke orang, bukan ke algoritma.

"Capek itu wajar. Tapi kalau lo ulang-ulang jadi konten, itu udah branding, bukan beban."


Penutup

Bro,
Kalau lo mau dianggap dewasa, belajarlah buat hadapi masalah tanpa harus pamer luka setiap saat.
Bukan karena luka lo gak valid, tapi karena kedewasaan itu kadang artinya diem dulu, urus dulu, baru bicara.

“Filter monokrom gak bikin lo terlihat dalam. Kadang cuma nunjukin lo belum dewasa, tapi pengen dianggap dewasa.”

Wassalamualaikum, Bro.
Kalau lo ngerasa ke-trigger, mungkin saatnya evaluasi — bukan bikin story baru.

Follow us

or connect with us on

© 2025 Asril

Created with by ❤️Getah Creative

Follow us

or connect with us on

© 2025 Asril

Created with by ❤️Getah Creative

Follow us

or connect with us on

© 2025 Asril

Created with by ❤️Getah Creative